Seoul Trip day 2
Beranjak
dari hotel sekitar jam 9 pagi, setelah sarapan nasi instan (yang dibeli malam
sebelumnya, lalu dihangatkan dengan microwave), abon, kentang dan mie instan
terbaik di dunia -ind*mie goreng.
![]() |
Ehwa Women University |
Kami
langsung meluncur ke subway menuju Edae ( Ehwa Women's University Shopping
District), kalo saya menyebutkan nama itu mungkin sangat sedikit yang tahu.
Tapi kalau saya sebut tempat syuting videoklip Raisa? mungkin bakal ada
yang.....oh iyaa, yang itu.
![]() |
Source: area-arch.it |
![]() |
Source: www.trinitylaban.wordpress.com |
![]() |
Salah satu Alley di Edae |
Dengan
rute city hall line 2, keluar pada pemberhentian ketiga, ehwa station exit 2 or
3 (saya lupa waktu itu keluar lewat mana, tapi insyaallah kedua exit ini menuju
arah jalan yang sama). Kami mulai menelusuri jalan sepanjang Edae menuju Ehwa
University pada suhu kurang lebih 9ᵒ pagi itu -Biasanya suhu mulai menghangat
beranjak siang hingga mencapai 16ᵒ. Berjalan sepanjang Edae seperti shopping arcade, luar biasa lengkap
retail-retail berjejer di kanan kiri jalan. Dari starbuck, semua toko kosmetik,
toko baju ala Korean girl, convenient store, toko Handphone accessories hingga
pedagang makanan hangat kaki lima. Tapi jangan bayangkan lingkungannya seperti
di Indonesia, walaupun beragam yang diperdagangkan namun tidak ada sampah
berserakan. Semua orang disini tertib membuang sampah pada tempatnya, bahkan
dipisahkan antara organik, plastik-kertas, atau kaleng. Dan sepertinya ini berlaku
di semua area di Seoul.
Karena
ada titipan tumblr starbuck ‘berlabel Seoul’ kami mampir di Starbuck, membeli
tumblr sekitar KRW 6.000/7.000 ( lupa-lupa ingat) gratis 1 cup Starbuck grande, huhuuu.
Lumayan minum yang ‘anget’ mengurangi rasa dingin. Disana kami sedikit
berbincang dengan ahjussi yang penampilannya seperti dosen/orang kantoran.
Selama kami di sana, Orang Korea lumayan welcome dengan kami yang berhijab,
tidak menemui orang yang terlihat kasar, ‘jutek’ apalagi virus islamophobia, Alhamdulillah. Dan sudah
banyak orang sana yang bisa berbahasa inggris basic, mengerti beberapa kata
walaupun sedikit kesulitan merangkai kalimat bahasa inggrisnya, tapi itu sudah
sangat cukup untuk komunikasi seperti transaksi jual beli.
Mampir
lagi ke kios sebelah yang menjual case handphone ‘kwiyowo’ yang kebanyakan
hanya untuk HP highend (seperti
Samsung s7 atau Iphone 7 yang saat itu merupakan hp tercanggih dan termahal
heuheuu).
![]() |
Numpang selfie di toko aksesoris HP |
Baru
beberapa meter berjalan mampir lagi ke Olive young store – toko kosmetik all brand yang menyediakan brand-brand yang agak susah dicari retailnya juga merk
kosmetik impor seperti Jepang. Banyak tergiur diskon yang lumayan dan banyak
menahan nafsu kami beli beberapa (tapi lupa banget apa yang dibeli).
Lalu lanjut lagi berjalan memasuki gang yang
lebih kecil karena si Shasa ( teman saya yang mirip orang Korea itu) butuh
sweater, pagi itu dengan sengaja tidak memakai jaket sama sekali. Katanya harga
barang-barang diarea gang yang lebih kecil akan lebih murah. Dan benar saja,
harga sweater yang keren dan lucu-lucu cuma dibandrol dengan harga KRW
5000-10.000, dikalikan 12 berarti hanya 60 ribuan. Pakaian brand-brand local Korea dikenal dikenal dengan kualitas yang
lumayan OK (bukan tipe Kawe kawe). Untuk sejenak Ehwa universitynya ‘mbak
Raisa’ itu terlupakan. Kami keasikan menyusuri semua toko hanya untuk window
shopping karena saya sudah merasa ‘Kere’ sehabis dirampok toko Arirang malam
itu.
Tanpa terasa berjalan sepanjang gang-gang kecil kami menemukan surga lagi. Ada retail
“The saem” yang famous dengan lip tintnya yang awet. Tanpa ragu langsung masuk
dan ambil liptint yang bentuknya sungguh lucu seperti permen berasa watermelon
seharga KRW 4.000 (saya menemukan barang yang sama di Indonesia harganya lebih
dari 120 ribu) beserta sample gratisnya. Tentu saja setiap belanja kosmetik
pasti diberikan sample gratis.
Keluar
dari sana, hanya berselang beberapa toko saja terlihat tulisan LANEIGE. Rasanya
seperti bertemu ‘ kak Song Hye Kyo’. Masuklah saya dan menemukan produk-produk
dengan harga bikin sedih (siapa yang nggak tahu barang laneige nggak ada yang
murah). Promonya dengan pembelian minimal
KRW 100.000 akan mendapatkan diskon 20 % dan immediate tax refund.
Langsung rapat mendadak dan promosi ke sodara-sodara barangkali ada yang mau
‘nitip beli’. Intinya adalah…..BUNGKUS!!! Dan tidak lupa, free sample yang
lumayan banyak, saya dikasih gratis 2 laneige water sleeping mask travel size
dan sample-sample yang belum semua saya coba sampai sekarang.
Tips:
Mampirlah
ke toko kosmetik sebanyak-banyaknya, dan jangan belanja sekaligus di satu toko.
Karena setiap toko akan memberi sample. Semakin banyak yang dikunjungi semakin
banyak sample yang didapat. Walaupun mungkin kita tidak menggunakannya,
setidaknya bisa utuk oleh-oleh kan?
Gerbang
Ehwa hampir terlupakan padahal sudah jam 12, kami malah mampir membeli kaus
kaki. Kaos kaki merupakan kebutuhan primer di suhu seperti ini, juga merupakan
oleh-oleh yang lucu untuk teman-teman di kampung halaman (kaya merantau lama
aja mbaaak bahasanya). Lumayan, siapa menolak kaos kaki tebal lucu kualitas reeb*k seharga KRW 1.000. Entah kenapa setiap ada penjual kaos kaki kami
selalu mampir dan pilih-pilih.
Berjalan
semakin jauh (sudah lupa peta) kami menemukan L-cube store dangan Line Friend Store termasuk di dalam nya, yeay!!! Tidak
perlu belanja, asalkan bisa foto-foto dengan semua bonekanya saya senang luar
biasa.
Keluar
dari Line store kami berusaha kembali ke jalan yang benar. Mengunjungi ehwa
sebentar saja, karena jadwal molor akibat window shopping.
Universitas
ini cantik, sangat cantik. Arsitekturnya luar biasa, bagi saya pengagum
bangunan indah, tempat ini cantik dan cerdas. Saya pertama kali mengetahui
universitas ini dari Running man, saat mereka syuting berjalan di tengah-tengah
hall gedung besar 6 lantai yang tidak terlihat seperti berlantai 6. Jadi gedung
ini seperti dibangun menurun ke bawah (mungkin digali) semakin dalam di
tengahnya. Hallnya hanya berupa tangga-tangga dan jalan pedestrian, kanan
kirinya gedung dibangun 6 lantai simetris dengan bentuk seperti menggelembung
jika dilihat dari depan.
Tidak
lama, kami hanya foto-foto sebentar di halamannya. Karena ramai mahasiswi
berlalu-lalang, kami memutuskan untuk beranjak melanjutkan ke pemberhentian
selanjutnya untuk makan siang halal ala Korea.
Perjalanan
menuju stasiun Hongik University melewati 1 stasiun saja, kami keluar di
pemberhentian kedua (lihat peta). Karena lapar kami langsung menuju Boa Halal Restaurant. Restoran ini
terkenal di kalangan turis Asia Tenggara. Selain restoran halal Boa merupakan
guest house yang sangat laris dan selalu full, karena demand yang tinggi ini
tarifnya lumayan diatas harga normal untuk fasilitas yang kurang lebih. Namun
itu sebanding dengan terjaminnya asupan gizi anda selama di negeri Ginseng.
Mengikuti
rute yang telah kami dapatkan (apakah perlu saya share dalam post tersendiri
keterangan tempat, rute dna menu di restoran ini?) berjalan beberapa ratus
meter tibalah kami di surga selanjutnya. Saya penasaran rasanya jajangmyeon dan
tokpokki made in Korea asli. Kami pesan 3 menu untuk dimakan bersama – sambil
menghitung berapa pasang kaus kaki yang kami beli siang itu. Hanya perlu minum
air putih yang gratis disediakan di dispenser.
Setelah
mencoba semuanya, yang paling sesuai dengan lidah saya (pribadi) adalah
dakgalbi –spicy grilled chicken with vegetables. Bumbunya paling pas bagi saya.
Jangan Tanya dua teman saya itu, dalam kamus mereka rasa makanan hanya ada dua,
enak dan sangat enak. But overall I like
my first taste of original Korean food. Setelah makan tak lupa mengembalikan
alat makan kotor ke counter penjual (jadi system resto ini half self service lah).
Kenyang
makan, kami sholat di Boa travel house lantai paling atas ( bisa bayangin
rumah-rumah roof top yang di ada
drama-drama?). Sehabis wudhu naik ke atas terkena anginberhembus rasanya dingin
masyaallah, bahkan lantai kayu dari ruangan kecil itu terasa sangat dingin
sampai saya memasang kaos kaki doble karenanya. Selesai sholat kami ‘nongkrong’
dulu di luarnya sekalian foto-foto imut di atas lantai dak berwarna hijau khas
rooftop Korea.
Istilah
‘kekenyangan’ tidak dikenal dalam trip ini, tak jauh dari Boa restoran sambil
berjalan menuju Hongdae kami mampir di GS25 untuk jajan minuman jahe hangat
favorit. Sambil ‘ngemut’ sedotan sambil tengok kanan-kiri menyusuri jalan
menuju pusat Hongdae. Belum lagi sampai ke titik yang dituju, kami terjebak di
toko kosmetik (lagi) membeli face spray karena kulit wajah mengering akibat
suhu dingin. Siang itu entah direktori kami agak eror ataukah diburu waktu,
kami tidak berhasil menemukan pusat keramaian Hongdae. Memang kami menemui
banyak toko di kanan kiri tapi rasanya pusat keramaian Hongdae tidak seperti
itu, kurang Hipe. Karena sudah agak sore kami putuskan kembali ke stasiun –dan
kembali kesana lain waktu- menuju lokasi selanjutnya.
Sedari
hari pertama si Sasha sangat ‘kepingin’ mencoba hanbok. Jadilah kita naik
kereta ke arah Anguk station exit 2 lagi, karena seingat kami di daerah bukchon
banyak penyewaan hanbok (yang bikin ngiler) namun harganya kurang bersahabat,
KRW 10.000 untuk peyewaan selama 2 jam dan KRW 15.000 untuk 4 jam. Oh ya,
hampir lupa, sejak hari pertama kami selalu mampir ke DAISOO yang ada di dekat
pintu keluar Anguk Station, awalnya
karena sangat kedinginan dan membutuhkan Hotpack
seribuan (won) yang sudah pasti ada di Daisoo. Hari kedua kami disana keliling
mencari keperluan –dan cuci mata. Banyak barang murah (sangat), seperti totebag hanya KRW 3000an, siapa yang
nolak?
Karena
tidak menemukan penyewaan dengan harga lebih murah (mungkin pasarannya memang
segitu) Sasha langsung memilih hanbooknya. Ownernya
sangat ramah, ibu-ibu setengah baya yang cantik dan bisa berbahasa Inggris.
Mungkin si ibu pintar promosi atau baju yang dikenakan Sasha sangat cantik, si
Rinda pun tertarik untuk menyewa. Saya? Memilih (acting) jadi tour guide mereka saja hahahaha.
Teman-teman saya menyewa untuk 2 jam seharga 10.000 baju atasan, bawahan dan
tas mini bisa untuk menaruh Hp dan sedikut uang, barang bawaan kami (ransel)
bisa dititipkan disana free charge.
Kami
excited berjalan kaki menuju wisata
yang belum sempat dikunjungi semalam, Changdeokgung palace. Di istana inilah
terdapat secret garden (diberi nama seperti itu karena konon hanya bisa dikunjungi
dengan tour guide khusus, jumlah peserta terbatas dan tidak diperbolehkan
mengambil foto) yang sayang sekali sudah tutup, karena sudah agak sore dan
kuota kunjungan sudah penuh. Untuk informasi lebih lengkap mengenai istana ini
dan secret gardennya silahkan
browsing blog lain ya (atau saya perlu bahas juga dalam satu post khusus?). Oh
ya, untuk dua teman saya masuk istana gratis (karena mengenakan handbook).
Tips:
Setelah
dipikir, lebih baik tour tradisional dimulai ke arah bukchon untuk menyewa handbook
seharga 10.000 lalu keliling semua istana gratis. Lumayan kan hemat separo
harga dan bisa foto di istana lebih bagus (lebih berasa Koreanya karena
handbook).
![]() |
Teman-teman saya keliling istana dengan hanbok, free entry |
Kami akhirnya berkeliling bagian komplek yang
boleh dikunjungi. Arsitektur istana ini mengingatkan drama “Scarlet heart Ryo”,
mirip sekali. Ada beberapa spot yang sama persis seperti di drama itu. Mungkin
memang syutingnya menggunakan setting istana Changdeokgung.
![]() |
Pepohonan cantik ini bikin nggak kuat nahan foto |
Nah,
di komplek ini ada banyak pohon Sanyusu /magnolia flower (semoga tidak salah
sebut nama) yang berbunga, kami kesana seminggu sebelum cherry blossom berbunga, sayang sekali padahal main event saat
Spring adalah cherry blossom festival. Yasudah lah, belum ada sakura asal ada
yang mekar juga Alhamdulillah (hehehheh disyukuri saja). Belum puas keliling
dan foto sana-sini (harusnya sudah puas) kami diusir dengan halus oleh para
petugas, karena memang sudah jam tutup.
Dari
Chandeokgung kami kembali ke tempat penyewaan hanbook sambil foto-foto cantik
saat sunset (iya, saya photografernya). Sesampainya disana kami bertemu turis
dari Filipina dan berbincang cukup panjang. Ownernya mungkin sampai ‘capek’
ikut nimbrung ‘ngobrol dengan kita. Turis-turis yang terlihat seperti para
wanita usia 35an itu bertanya akses ke Myeongdong pada kita (yang juga Turis
bahkan belum pernah menginjakkan kaki di Myeongdong). Namun karena kami
mengerti cara membaca peta subway –sehingga terlihat sangat meyakinkan- kami
disangka sudah wisata berhari-hari di Seoul. Saat kami menjelaskan itu baru
hari kedua kami, mereka sangat kaget (ya iyalah kaget, mungkin mereka mikir
jangan-jangan arah yang kita tunjukin ngasal-ngasal). Lalu mereka bertanya
apakah pernah nyasar, kami jawab belum karena memang tidak pernah nyasar sampai
bolak-balik meghabisan waktu perjalanan (kecuali bagian Hongdae yang tidak
ketemu itu ya). Mereka agak takjub karena mereka selalu nyasar selama 3 hari di
Korea (lebih sering nyasar mencari pintu masuk/keluar stasiun dan arah
stasiunnya). Untuk memastikan jalur kami bertanya dengan owner persewaan baju
dan dia mengatakan rute yang sama dengan kami. Perbincangan berlanjut ke drama
favorit, tempat apa saja yang sudah dan ingin dikunjungi dan sebagainya.
Hari
semakin senja kami semua berpamitan dengan owner yangsudah bersiap menutup
tokonya. Sebenarnya kami semua memiliki tujuan yang sama, yaitu Myeongdong
namun tidak memutuskan untuk pergi bersama. Karena mungkin acara selanjutnya
bukannya shopping di Myeongdong tapi malah ‘ngobrol’ yang tak ada habisnya.
Rute
perjalanan dimulai dari stasiun Anguk line 3 lalu transfer di stasiun Chungmuro
ke line 4 menuju myeongdong, lalu keluar di exit 5 atau 6 maka anda akan
langsung sampai ke pusat keramaian Myeongdong. Yang saya ingat betul saat
keluar pintu exit adalah Uniqlo store, lalu menoleh ke kiri saya menemukan
gedung besar Nature Republic yang ditutupi daun sintetis di seluruh permukaan
gedungnya dan selalu memutar lagu Exo Full
Album. Oh ya, saat menuju pintu keluar stasiun kami melihat orang-orang
berkerumun di satu sudut stasiun, sampai ada yang membawa tangga mini untuk
melihat lebih jelas (menonton ) si pusat kerumunan. Ternyata ada Boy Band yang sedang promosi album –
sepertinya fan sign saya kurang
memperhatikan- dan waktu kami ‘tilik’ sambil lewat ternyata GOT 7. Pasti banyak
yang tahu kan? Karena GOT 7 lumayan terkenal. Karena kami bukan fans (berat)
jadi kami putuskan lewat saja sambil tolah toleh mencari mana ‘artisnya’. Alhamdulillah
sempat ‘kelihatan’ membernya di balik panggung masih persiapan –lumayan ya bisa
ketemu artis K-pop sekali aja gak papa deh.
Apa
perlu dirinci kegiatan kami di Myeongdong? Karena jika dijawab rinci pasti
sangat paanjaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang ( You know why hehe).
Komentar
Posting Komentar