Seoul Trip Day 1


Day 1


Tanpa pikir panjang, sehabis check in, kami yang kelaparan (lagi) langsung memesan Chikiin (menyebutkan ayam dengan bahasa inggris logat korea) karena ada gambar Yoo Jae Suk (gambar itu cuma alasan, intinya yaaa laper). Bismillah, yang penting ayam (kami tidak tahu proses pemotongannya, dan minyak yang digunakan).

this is how the chikiin looks like

liatkan ada Yoo Jae Sook?

Wajah Lapar Para Penjelajah Seoul Siang itu
The staff was really nice, I think she’s european but she can speak Korean pretty well. Cuaca tanggal 22 Maret siang itu 16ᵒ. Perjalanan kami dimulai dari Guest House, tujuan pertama sudah pasti Deoksugung palace karena berada tepat didepan guest house kami, hanya perlu melangkah 10 meter kami dapat menyaksikan upacara pergantian penjaga di depan istana. 

Suasana Upacara pergantian penjaga gerbang Deoksugung

trying to get a good picture

Still dabbing? it was so 2016
Waktu itu tepat pukul 11.00. Masuk istana-istana raja bisa dengan membeli integrated ticket yang bisa digunakan untuk Deoksugung, gyeongbokgung, seharga KRW 10.000. Untuk penjelasan mengenai masing-masing istana silahkan googling saja pasti informasinya lebih lengkap dari saya. Komplek istana deoksugung ini cukup kecil dan dikelilingi tembok batu seperti yang ada di history drama (pada bisa bayangi kan?). 
tembok ala-ala MV nya Yoona SNSD, abaikan modelnya yang kedinginan
Desain fasadnya sudah mengalami pencampuran antara tradisional Korea dengan colonial, jadi lebih modern dari bentuk istana yang lain. Istilah kerennya sudah mengalami westernisasi.



desain bangunan di Kompleks Istana Deoksugung yang sudah bergaya western, cukup sepi karena kurang populer dibanding Gyeongbokgung

Dari deoksugung, kita berjalan menyusuri city hall. Lumayanlah jarak tempuhnya (tapi kan karena hari pertama, masih kuat-kuatnya dan pengen liat-liat kanan kiri). Sepanjang jalan kita melewati area perkantoran, gwanghwamun square (yang ada patung king Sejongnya), melihat cheonggyechon stream di kanan jalan lalu sampai di Gwanghwamun Gate.

suasana di intersection diambil dengan mode panorama, dengan teknik memfoto yang kurang baik

Gwanghwamun square, monumen King Sejong

Admiral Yi Sun-Shin
The Fabolous Gwanghwamun Gate

Masuk ke gyeongbokgung tinggal tunjukkan tiket yang sudah dibeli sebelumnya, istana ini yang pali besar. Sebenarnya kami juga ingin menyaksikan upacara pergantian petugasnya, tapi waktunya tidak sesuai jadwal (kalo siang upacaranya jam 14.00) jadi daripada jadwal semakin molor lebih baik dilewatkan saja.
The crowd at Gyeongbokgung Palace

Teman saya yang satu ini, tinggal dipakein hanbok jadi sama kaya mereka
salah satu sisi gyeongbokgung
Puas melihat-lihat di gyeongbokgung kami lanjut berjalan kaki lagi mencari bukcheon hanok village (what???!!!jalan kaki lagi? Iya jalan kaki). Berbekal peta ketemulah area bukchon hanok village. Paling gampang patokannya adalah anguk station exit 2 . The funny thing is, yang kami cari di peta patokannya adalah etude house bukchon, karena konon justru yang disini yang paling banyak promo dan murah (maklum lah kami bertiga pencari diskon). Dan benar saja berjalan beberapa ratus meter kea rah utara dari anguk exit, kami menemukannya. Hampir kalap membeli banyak barang, namun kami berpikir mungkin di tenant cabang yang lain aka nada promo yang lain (dan khawatir ransel kecil tak muat). Belok ke kiri kami memasuki area hanok village. Keliling bukchon sangat, sangat, sangat menguras energi. Jalannya yang naik turun, areanya cukup luas dan mencari spot yang famous itu (tempat Krystal foto promosi Korea) agak susah dicarinya. Tapi karena happy –dan banyak jajan- tiba-tiba sudah sore saja.



.
foto ini nggak aesthetic sama sekali, tapi tiang listrik itu salah satu petunjuk menuju the famous photo spot. A
Berhasil menemukan lokasinya, langsung girang berusaha bergaya seperti anak zaman now (but failed ofc)

Tanpa model lebih baik

the ambience

cafe-cafe di sekitar bukchon

this..is that famous photospot, ah tutupin fotonya pake jari, modelnya alay banget

Kamipun mampir di innesfree dan membeli beberapa handcream+mask (padahal saya belu pernah memakai produk innesfree). Dari situlah saya menemukan handcream yang aromanya "Korea banget". I fell in love like its the best hand cream ever, anyone know the Lotus handcream??that's exactly how Korea I remember, everywhere smelled like this lotus handcream? but unfortunatelly i can't find it in Indonesian store. setiap kali menggunakannya saya langsung kangen Korea (begitu lebaynya😅).  Kembali ke anguk exit 2 (lagi), mata kami tertuju pada convinience store (GS25) dan langsung menyerbu Kimbab. Perlu dicatat, kami hanya memilih kimbab isi tuna atau ayam. Lalu jalan-jalan menghabiskan sore di Insadong. Nah, Etude House Insadong diluar ekspektasi kami, tidak ada promo yang menggiurkan sehingga kami hanya mampir masuk tanpa belanja (alhamdulillah sayang dompet). Saya ingat betul malam itu (waktu magrib) kami kedinginan makan kimbab di pinggir jalan di Insadong. 
Setelah lelah keliling insadong (dan kekenyangan) mata kami terkunci pada taksi di depan mata. Kami naik taksi murah, hanya KRW 5000 (dikalikan 12 = Rp 60.000) untuk bertiga dari insadong hingga deoksugung – lihat di peta untuk memperkirakan jaraknya. Naik taksi pun bermodal bahasa korea hasil belajar dari Song Hye Kyo kami naik taksi yang ajushinya sangat ramah, bahkan mengira kami mahasiswa disana karena (soksokan)bahasa korea hihi. Jujur bahagia banget loh dibilang mahasiswi sana!!!!!!! 
Berhubung tempat kami menginap bersebelahan dengan convenience store (GS25), sangat praktis berbelanja keperluan, ataupun sekedar membeli kimbab (lagi). Hobi kami adalah beli minuman Jahe atau jeruk yang diseduh dengan air panas (enak kan kalo dingin-dingin sambil jalan minum ini). cuma KRW 1000.
Penampakan minuman 1000 won kebanggaan

Malam harinya bukannya kecapekan, kami nekat jalan-jalan ke dongdaemun, konon katanya ada night market disana harga barangnya sangat miring.menaiki subway jurusan dongdaemun kami langsung menuju Doota Department Store, karena katanya (again) tempat ini murah dan famous di kalangan turis Indonesia, sampai-sampai ada toko oleh-oleh di lantai 5 namanya arirang, karyawannya hampir semua orang Indonesia. Naah kesanalah tujuan utama kami. And you know what??memang ssesampainya disana penjaga tokonya welcome, cukup ramah, dan sepertinya harganya termasuk murah (kami pernah lewat namdaemun malam berikutnya, toko-toko yang ada menjual dengan harga sudah dilabel lebih mahal). Jadilah saya kalap dan belanja banyak untuk oleh-oleh keluarga, teman, dan bos di kantor hehe. Kami mengunjungi DDP (Dongdaemun Design Plaza) sekalian pulang. 
Selfie jelek didepan DDP 
This building actually has great design and futuristic, but putting me in frame and taking in from this angle lessen its value (but who care?😏)


PS: Next day adventure di post berikutnya

Komentar

Postingan Populer