PENGALAMAN KOREA SPRING TRIP 2017
Seharusnya saya pos ini sudah lama, tapi mengumpulkan niat
menulis itu sungguh luar biasa susah. Akhirnya baru bisa post di akhir tahun.
Yaaa hitung-hitung untuk persiapan next spring trip ya.....
Sembari mencari – cari tiket saya juga sering buka-buka aplikasi pencari hotel. Favorit saya booking.com karena menyediakan layanan pay later at properti and no cancel payment. Ini sangat membantu karena kita hanya perlu membayar dengan won ketika sudah check in di hotel dan bisa membatalkan pesanan jika menemukan hotel yang lebih OK. Asalkan hati-hati dengan peraturan hotelnya, kadang ada hotel yang mengenakan charge jika dibatalkan pada tanggal tertentu –sering-seringlah cek email yang digunakan untuk transaksi.
Di akhir tahun 2016 ada lagi
salah satu teman saya yang ‘mau ikutan liburan’ lalu kami bergegas mencari
tiket dengan nomer penerbangan sama (intinya yang sepesawat). Dan jadilah kami
mengganti hotel dengan fasilitas kamar triple and private bathroom.
Berikutnya, pembuatan visa (syarat lengkapnya ada di post sebelumnya). Untuk saya sendiri sudah menata rekening tabungan saya terhitung dari Desember 2016 dengan kegiatan aktif dan saldo akhir yang dianggap cukup untuk membiayai perjalanan di korea. Kami melakukan trip 6 hari, dianggap 1.500.000 per hari minimal ditambah kira-kira harga tiket Korea Indonesia 3 jutaan saldo di akhir Februari 2017 adalah 12 juta. Bismillah saya cetak rekening koran dengan saldo kurang lebih 15 juta saja (biasanya travel mensyaratkan sampai puluhan juta agar aman). Segala persyaratan kami kirimkan ke jasa travel yang berani mendaftarkan dengan saldo di bawah 20 jutaan (untungnya dia mau) namun dia tidak menjamin. Sampai pertengahan maret paspor kami baru jadi (rasa campur aduk selengkapnya tidak saya bahas disini).
Jangan lupa, tukarkan uang rupiah anda dengan won. jangan hanya bermodal rupiah berangkat ke Korea karena agak susah mencari money changer yang mau menukarkan rupiah dengan won. Pengalaman saya kemarin konversi uang KRW 1 adalah sekitar 12 rupiah, saya menukarkan sekitar Rp 6.000.000 maka akan dapat kurang KRW 500.000. Jumlah itu sangat cukup jika anda hanya sight seeing dan belanja seadanya tanpa menerima titipan belanja dari teman/ keluarga di Indonesia. Namun fakta di lapangan membuktikan uang sebanyak itu akan habis jika kalap belanja kosmetik, jaket, sepatu dan teman-temannya. Jadi jika anda ingin belanja puas bawalah lebih banyak uang. Tidak ada salahnya membawa bekal uang rupiah ataupun dollar saat pergi ke negara JongKi oppa ini, karena selain kartu ATM (debit) dan credit card uang inilah penyelamat anda jika sudah mabuk belanja, trust me it happened to us. Dimana menukarkan uangnya? Myeongdong has the answer. Banyak bertebaran money changer yang menyajikan harga berbeda-beda (sedikit).
Uang Won, mirip dengan uang Rupiah yang baru ya. |
Nah langsung menuju hari
keberangkatan. 22 Maret 2017, Sejak keberangkatan perjalanan kami sudah
diwarnai dengan kecemasan dan lari-lari mengejar pesawat. Kami semua berasal
dari daerah berbeda (ceritanya teman kuliah yang tempat kerjanya berbeda-beda)
dan berkumpul di Soekarno Hatta untuk penerbangan malam kami ke KLIA. Masalah
pertama, pesawat teman saya dari surabaya delayed. Waktunya sungguh
mepet, untungnya chck in online sehingga kami hanya perlu memasukkan bagasi
lalu lari ke pesawat. Masalah lagi saat itu kami berada di terminal 1 dan harus
menuju terminal 2, bayangkan dengan hati yang deg-degan harus memikirkan lagi
transportasi terminal 2 yang cepat. Sudah meminta tolong ke pihak maskapai
(yang pesawatnya telat) untuk mengantarkan teman saya lewat runway tapi gagal.
Hasilnya kami memakai cara terakhir yang agak nakal dengan grab. Edngan
estimasi waktu kedatangan 5 menit kami mencari taksi yang available. Alhamdulillah
ada yang ‘lagi mangkal’ di parkiran terminal 1. Saat teman saya keluar pintu
kedatangan kami ‘teriak-teriak’ memanggil dia lalu berlari sekuat tenaga ke
parkiran dan mencari mobil (yang nggak
tahu itu gimana mobilnya Cuma tau platnya) di are parkir. Waktu flight kurang
dari 1 jam saat kami memasukkan bagasi dan mengambil boarding pass, masih
stress membayangkan harus antri di imigrasi. Tapi alhamdulillah semua lancar
dan bisa dikejar (ya dong, kalo mau backpacking kan harus pake sepatu sport).
Belum sampai
disitu, di KLIA2 kami nyasar karena bingung membaca petunjuk (soalnya mampir
toilet juga jadinya ga ikutan rombongan orang-orang transit). Dan harus
lari-lari lebih dari 1 km untuk menuju pintu keberangkatan yang jauhnya ada di
ujung. Waktu itu tengah malam (saya ingat jam tangan menunjukkan pukul 12.40)
pengalaman jogging dalam terminal keberangkatan adalah my first and i
never ever want it to happend again. Perjalanan panjang KUL-ICN diwarnai dengan
tangisan anak balita sepanjang perjalanan. Jadilah kami tidur melek tidur melek
selama 6 jam perjalanan.
Semua
perjuangan rasanya lunas tebayar setelah melihat sunrise pertama di Korea.
Dingin yang dirasakan saat keluar pesawat pun rasanya Cuma seperti ‘adem-adem
di Lembang’.
![]() |
the first sunrise diatas laut incheon |
Tanpa basa basi selfie dan video dimulai, sembari mencari arah
palform subway ke tengah kota. Di Incheon ada berbagai cara menuju downtown(link
disini). Kami menaiki arex all stop menuju stasiun city hall exit 1 menuju hostel. Sambil mencari platform kami mampir di toko buku untuk membeli T-money seharga KRW 4.000 lalu kami top up sebanyak KRW 20.000. Sesampainya di platform, bkannya langsung masuk dengan meng-tap mesinnya kami malah kebingunan di depan mesin single use card, dipikir T-money tidak bisa digunakan untuk arex. Jadilah kami naik arex seharga KRW 4.750 menuju Seoul Station untuk selanjutnya transfer ke City Hall (T-money nya nganggur😅).
![]() |
T-money seharga KRW 4.000 |
![]() |
Single Journey Ticket |
Kami menginap di 24 guest house city hall yang ada di luar exit 1 city hall, sangat mudah menemukannya dengan ciri warna kuning yang mencolok dan gambar kelincinya. Guest House ini (selanjutnya saya sebut GH aja yaaa) berada di lantai 3 gedung yang dapat diakses dengan lift di samping pintu masuk.
All over guest house ini ok and very recomended. dengan harga KRW 322.000 dibagi bertiga, harga semalam kurang lebih Rp 258.000 dengan fasilitas lumayan komplit. Dapur umum dengan kompor induksi, alat masak, ramyeon halal yang selalu tersedia dan boleh dimakan sebanyak-banyaknya (kalo ga tahu diri sih), roti dengan beberapa pilihan selai, mesin cuci, ruang makan, penitipan koper serta fasilitas ironing yang kita dapat dengan gratis tanpa biaya tambahan. Kita juga diberikan heater untuk masing-masing kamar serta free towel yang bisa digunakan sepuasnya. Pemiliknya orang Korea asli yang sangat ramah, dia bisa berbahasa inggris basic. Bayangkan dengan harga segitu fasilitas dan layanan memuaskan dan lokasi sangat strategis GH ini very recomended ( bukan endorse ya).
![]() |
24 Guest House city hall |
![]() |
area dapur umum di depan resepsionis |
![]() |
Kondisi kamar kami, triple room with private bathroom |
Note:
Petualangan seoul akan dimulai di post berikutnya
Komentar
Posting Komentar